16 Jan 2015

Artikel ini saya temukan di beranda FB, Cukup menghibur :D

Selamat Membaca.

Sewaktu perampokan di Guangzhou, China, perampok bank berteriak kesemua orang di bank: "Jangan Bergerak. Uang ini Milik Negara, Hidupmu milikmu." Semua orang di bank menunduk dengan tenang. Ini yang disebut "Konsep Merubah Pikiran" Merubah cara berpikir yang konvensional.

Ketika seorang wanita berbaring di meja secara profokatif, perampok berteriak padanya "Beradablah, Ini perampokan, bukan pemerkosaan!" Ini yang disebut "Professional" fokus hanya kepada apa yang kamu dilatih untuk..

Ketika Perampok kembali kerumah, perampok yang lebih muda (lulusan s2) berkata kepada perampok yang tua (lulusan sd): "Bang, ayo kita hitung berapa yang kita dapat." Perampok yang lebih tua bilang "Bego banget lo. Duitnya banyak gitu lama pasti ngitungnya. Malem ini lihat aja di TV bakal bilang berapa yang kita rampok dari bank!" Ini yang disebut "Pengalaman." Sekarang pengalaman lebih penting dari gelar..!

Setelah perampok pergi, manajer bank bilang pada supervisor bank untuk menelpon polisi secepatnya. Tetapi supervisor berkata: "Tunggu! Ayo kita ambil $10juta dollar dari bank untuk kita dan tambahkan ke $70juta dollar yang sudah diambil dari bank".

Ini yang disebut "Sambil Berenang Minum Air." Merubah keadaan tak baik menjadi keuntungan anda!

Supervisor berkata: " Akan sangat bagus bila ada perampokan setiap bulan."

Ini yang disebut "Membunuh Kebosanan" Kebahagiaan personal lebih penting dari pekerjaan anda.

Keesokan harinya, Berita TV melaporkan bahwa $100juta telah dicuri dari bank. Perampok menghitung dan menghitung, tetapi mereka hanya dapat $20juta dollar. Perampok sangat marah dan komplain "Kita meresikokan hidup kita dan hanya dapat $20juta dollar. Pekerja Bank mengambil $80juta dollar dengan santai. Sepertinya mendingan menjadi teredukasi daripada perampok!"

Ini yang disebut "Pengetahuan bernilai lebih banyak dari emas" Manajer bank tersenyum dan bahagia karena kekalahan di main saham dapat di bayarkan oleh perampokan yang terjadi. Ini yang disebut "Mengambil kesempatan." Berani mengambil resiko!

Jadi siapakah pencuri Sejati dan lebih professional disini?

Please Komen & share!

Sumber : spotlite (Trans 7)

3 Jan 2015

Oleh: Dens Kuswandi
Cerita ini cukup panjang, dan saya harap anda mau menyimaknya :D

Saya ingin mengisahkan tentang Dua orang ustadz.

Kisah ini terjadi sekitar 7 tahun yang lalu, dimana saat itu saya masih sangat akrab dengan minuman keras, narkoba, dan pejudian. :(

pada suatu malam saya sedang asyik bermain domino di sebuah terminal tempat kami para preman nongkrong :(
kami tidak bermain judi/taruhan uang waktu itu, makannya kami bermain santai aja di pinggir jalan sambil di temani api ungun yang menyala,

tapi apa yang terjadi? ketika kami sedang asyik bermain domino malam itu, datanglah seorang pria paruh baya dengan menggunakan baju koko dengan menggenggam batu di tangan kanannya, ternyata dia adalah seorang ustadz yang cukup terkenal di daerah tersebut.

dia menghampiri seraya berteriak: Wahai musuh Allah, tidak kah kau tahu bahwa yang kalian perbuat ini adalah perbuatan dosa? dengan tidak segan-segan dia menghampiri kami dan mengobrak-abrik lapak/tempat kami bermain domino, di lemparnya kartu domino tersebut ke tengah jalan dengan tidak henti-hentinya dia mengutuk kami.

memang benar, yang kami lakukan waktu itu adalah perbuatan dosa, hati saya pun mengakuinya,
tetapi kami tidak bisa menerima perlakuan seperti itu walaupun kami salah, terlebih jiwa kami waktu itu masih sangatlah labil dan masih selalu merasa gagah,

tidak menerima perlakuan tersebut, salah satu teman kami (B), memukul ustadz tersebut dan baku hantam pun terjadi, sampai suatu ketika datanglah ketua Geng kami dan melerai kami yang sedang baku hantam dengan ustadz tersebut.

Kejadian itu tidak membuat kami merasa Iba ataupun jera, malah kami semakin membenci para ustadz dan para ulama yang sok suci itu. 

3 hari kemudian, kami berkumpul kembali di terminal tersebut dan bermain domino lagi,sambil bermain kami berharap ustadz yang kemarin menghajar kami datang lagi, dan kami berencana untuk balas dendam, tapi sampai jarum jam mengarah ke angka 23:00 ustadz tersebut tak kunjung datang.

tepat pada jam 24:00 datanglah seorang ulama besar yang cukup terkenal di daerah kami, ulama yang sangat santun dan keilmuannya sudah tidak diragukan lagi,

kami semua terengah-engah, kaget dan takut melihat sang ulama walaupun dia masih jauh dari tempat kami berkumpul.

tak lama kemudian beliaupun datang menghampiri kami sambil tersenyum. :)

Beliau menyapa kami:
Sedang apa kalian berkumpul di sini?, wah asyik rupanya..., sambil tak henti-hentinya dia tersenyum.

badan saya mengigil waktu itu, takut bercampur malu, dan tak sepatah katapun yang bisa keluar dari mulut kami waktu itu.

melihat kami seperti burung hantu yang terus melotot dan tak bisa berbicara, sang ulama pun melanjutkan berbicara:
Kalian kan cuman bertiga, kayaknya masih kurang satu orang ya?
Gimana kalau saya bergabung, biar pas jadi 4 orang. :)

dia berbicara seperti itu sambil mengambil tumpukan kartu domino yang masih berserakan dan merapikannya serta mengocok kartu tersebut, lalu di bagikanlah kartu tersebut kepada kami.

Beliau pun mengambil kartu bagiannya dan kembali berbicara:
Ayo kita main, nggk ada salahnya kan kita main, itung-itung sambil ngeronda.

Melihat sikap sang ulama seperti itu, kami tak bisa berbuat dan berbicara apa-apa.
yang kami rasakan waktu itu hanyalah rasa malu.
berbeda dengan sang ulama  yang terus tersenyum lebar karena kartunya selalu bagus, :D

mungkin sang ulama pun menyadari apa yang kami rasakan waktu itu,
kami bermain sekitar tiga putaran, dan sang ulama pun berpamitan.
Malam itu kami hanya bisa bengong, dan tak lagi banyak bicara.

Perlakuan sang ulama yag santun tersebut membuat kepala saya jadi pusing, hampir setiap malam saya memikirkannya, sifat,sikap dan perkataannya membangkitkan rasa penasaran di dalam hati saya, kenapa beliau bisa bersikap demikian?

dan tak lama kemudian saya memutuskan untuk pergi ke PONTREN tempat beliau tinggal dan mengajar, 
Tepat adzan ashar saya tiba disana, dan saya pun memutuskan untuk shallat berjamaah disana.
Dasar waktu itu saya PREMAN kampung yang tak tau tempat, saya datang ke PONTREN dengan menggunakan celana jeans yang lututnya bolong-bolong :D ,  alhasil semua santri-santriwati disana menujukan pandangannya ke arah saya, 

Saya heran, kenapa mereka memandangi saya? karena saya merasa tidak ada yang salah dengan penampilan saya, malahan saya merasa cool ;v

lalu datanglah santri yang sudah dewasa menghampiri saya, dia bertanya: 

Santri: Mas mau kemana?
Saya: ya saya mau shallat, memang tidak boleh?
Santri: Maaf mas, bukannya tidak boleh, tapi ini masjid, bukannya terminal.

dia berbicara seperti itu sambil memandang celana saya yang bolong-bolong.
Alhasil semua santri pun menertawakan saya.

mendengar perkataan santri tersebut saya pun merasa marah dan merasa malu karena di tertawakan banyak orang, serasa pengen tonjok aja tuh mulut si satri.

tapi tak lama kemudian datanglah sang ulama yang beberapa hari lalu bermain domino bersama saya,
beliau menyapa saya sambil tersenyum, Hai Asalamualaikum Dens. Wah ternyata dia tau nama saya.
mungkin saya cukup terkenal juga waktu itu, bahkan kalangan ulama pun tau nama saya.  Heheheeh...!!!

dengan senyum lebar saya menghampiri beliau lalu  mencium tangannya, dan saya langsung melaporkan perbuatan santrinya tersebut yang telah mempermalukan saya.

beliau berkata: Memang betul Dens, ini masjid, bukannya terminal, hendaklah kamu mengenakan pakaian yang layak untuk diajak ke masjid, Kata-kata nya sama seperti santrinya, tapi entah mengapa walaupun perkataannya sama tapi saya tidak merasa tersinggung, mungkin cara dan konotasinya yang berbeda.

beliaupun memerintahkan salah satu santrinya untuk mengambilkan sarung untuk saya.
dan kami pun langsung shallat berjamaah waktu itu.

Setelah selesai melaksanakan shallat saya pun langsung menghampiri beliau dan bertanya.
Ustadz, kenapa waktu itu anda bermain domino bersama kami? bukankah itu perbuatan yang dilarang Agama?

Sang ulama menjawab: Memang betul, berjudi adalah perbuatan yang dilarang Agama, tapi malam itu saya bermain domino bukan karena ingin mencari kesenangan, melainkan karena suatu tujuan.

Saya: Tujuan Apa ustadz?
Ulama: Tujuan agar kamu mau mampir ke PONTREN ini.

beliau berbicara sambil menatap mata saya dengan tajam dan tak henti-hentinya beliau tersenyum.

tak banyak yang dia ucapkan waktu itu, tapi perkataan beliau sangatlah bermakna untuk saya.
dan saya pun menyimpulkan, ulama ini memang benar-benar sudah mapan ilmunya.

Beliau ingin melawan kebatilan tapi dengan cara yang sangat lembut, dengan cara mengambil simpati dari orang-orang, bukan dengan cara yang arogan seperti yg di lakukan ustadz yang pertama tadi saya ceritakan.

dan setelah beberapa tahun ini saya pun mendalami islam, dan memang benar Rasulullah pun selalu menggunakan cara-cara yang lembut terlebih dahulu, dan jalan pereang itu adalah jalan terakhir.

bahkan ada satu hadis nabi yang menerangkan, Hancurnya Ka'bah itu lebih mudah di mata Allah ketimbang matinya satu orang muslim.

Hadist tersebut dapat kita simpulkan, betapa mulia nya seorang muslim di mata Allah, jadi apa hak kalian sebagai ustadz yang baru tau ilmu Agama sepotong-sepotong untuk menjatuhkan harga diri seorang muslim? menghina, mencaci maki, mengolok-olok orang-orang yang berbuat batil, 

seolah-olah kalian adalah hakim Agung di dunia ini dan di Akhirat nanti, Padahal sesungguhnya Hanya Allah lah hakim yang seseungguhnya, Hanya Allah yang maha mengetahui dan maha adil.

Bukankah Khalifah Ali Bin Abi thalib pernah bersabda.
"Janganlah engkau tergesa-gesa mencela seseorang karena dosanya. Sebab, barangkali dosanya telah diampuni. Dan janganlah engkau merasa aman akan dirimu karena suatu dosa kecil. Sebab, barangkali engkau akan diazab karena dosa kecilmu itu".

Jadi sampaikanlah tujuan baikmu dengan cara yang baik pula
Wallahualam Bissawab
Oleh: Dens Kuswandi

Belakangan ini banyak teman-teman yg konflik gara-gara perbedaan pendapat tentang MALAM PERGANTIAN TAHUN

Sebagai umat musim saya memiliki pandangan, dan ini menurut pandangan pribadi saya. mohon saran dan masukannya jika memang terdapat banyak kesalahan di dalamnya.

Tahun baru memang tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at. Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim.

Seorang muslim yang ikut-ikutan merayakan tahun baru akan tertimpa banyak keburukan, diantaranya:
1. Merupakan salah satu bentuk tasyabbuh (menyerupai) dengan orang-orang kafir yang telah dilarang oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.
2. Ikhtilath (campur baur) antara pria dan wanita seperti yang kita lihat pada hampir seluruh perayaan malam tahun baru bahkan sampai terjerumus pada perbuatan zina, Na’udzubillahi min dzaalika…
3. Pemborosan harta kaum muslimin, karena uang yang mereka keluarkan untuk merayakannya (membeli makanan, bagi-bagi kado, meniup terompet dan lain sebagainya) adalah sia-sia di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Serta masih banyak keburukan lainnya baik berupa kemaksiatan bahkan kesyirikan kepada Allah. Wallahu a’lam…

Tapi Melakukan amal ketaatan seperti dzikir, membaca Al Qur’an, dan sebagainya di malam tahun baru ya di tujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT bukanlah perbuatan bid’ah yang menyesatkan.

Rasulullah pun memang tidak pernah mengajarkan kita untuk mengikuti kebiasaan orang Kafir, Tapi dari beberapa kisah Rasulullah yg pernah saya baca, Rasulullah pun tidak pernah mengajarkan kita untuk membenci seorang kafir.

Terlebih pada seorang kafir yg tidak membahayakan aqidah kita.
Salah satu kisah yg sangat terkenal mengenai kebesaran Hati Rasulullah adalah: ketika beliau setiap hari memberi makan bahkan menyuapi seorang "PENGEMIS BUTA-NON MUSLIM" yg berada di sudut pasar Madinah Al Munawarah. yang bahkan setiap hari pengemis buta tersebut menghina Rasulullah SAW.

dari kisah itu kita bisa menyimpulkan, bahwa Rasulullah sangat menjunjung tinggi rasa toleransi. walaupun Rasulullah tidak pernah mengambil manfaat dari Pengemis Tersebut.
Sebagai orang yang masih tau malu, saya sangat menyeesalkan adalah ketika kita saat ini membenci orang-orang kafir yang bahkan tidak memusuhi kita, padahal kita telah banyak memanfaatkan jasa orang-orang Non-Muslim tersebut

Contoh: Kita benci orang Non Muslim tetapi kita masih pake Facebook
Mungkin kita tahu nama-nama tenar berikut ini.
Benjamin franklin - Sang Penemu Listrik
Thomas alva edison - Penemu bola lampu.
Mark Zuckerberg - penemu Facebook,
Bill Gates - pendiri Microsooft
Larry Page dan Sergey Brin - penemu Google
Andrew Grove - pendiri Intel
Andy Rubin pendiri - Android

Hampir setiap hari kita memakai jasa mereka, bahkan kita bisa bersilaturahmi dengan para sahabat dan keluarga, bahakan tidak sedikit dari para ulama yg menggunakan media sosial BUATAN ORANG KAFIR sebagai sarana untuk berdakwah.
Saya tidak bermaksud untuk menyarankan teman-teman agar mencintai dan mengikuti kebiasaan mereka yg bertolak belakang dengan ajaran Agama kita, tapi
marilah kita tingkatkan rasa toleransi sesama umat beragama.

Jika kita tidak mau mengikutinya, Maka tinggalkanlah, dan jangan kita mengolok-olok mereka.
Islam Itu Rahmatan Lil Alamin
Islam tidak pernah mengajarkan untuk saling membenci dan mengolok-olokan suatu kaum, seperti yg terdapat pada (QS. AI-Hujarat :11)

"Marilah kita hidup berdampingan dengan tidak saling membenci dan tidak ada paksaan untuk saling bertukar pakaian"

Wallahualam Bissawab

Lencana Facebook